phaus.org – Asal Usul Gunung Kelud Jejak Letusan dan Legenda Jawa! Gunung Kelud memang tak setenar Merapi di kalender wisata. Namun, siapa sangka di balik sosoknya yang anggun dari kejauhan, ia menyimpan jejak-jejak panas yang tak bisa di anggap remeh. Dari lontaran lava hingga kisah mistis yang terus di ceritakan turun-temurun, Kelud seperti punya dua sisi: satu alam, satu legenda.

Masyarakat sekitar pun sudah terbiasa hidup berdampingan dengan raksasa ini. Meski begitu, rasa waspada tetap menyala, karena Kelud di kenal tak suka di am terlalu lama.

Letusan Demi Letusan, Jejak yang Tak Hilang

Sejak zaman kerajaan, Gunung Kelud sudah menunjukkan amarahnya. Catatan tertua menyebut letusannya terjadi pada abad ke-10. Bahkan, lontaran materialnya kala itu mencapai desa-desa yang jaraknya puluhan kilometer. Tak heran, Kelud masuk daftar gunung paling aktif di Jawa.

Tahun demi tahun berlalu, tapi pola gunung ini tetap saja sulit di tebak. Kadang tenang seperti kucing tidur, lalu tiba-tiba melonjak bagai harimau bangkit. Letusan besar pada 1919 di anggap sebagai yang paling mematikan. Ribuan orang menjadi korban, dan lahar panas meratakan segalanya.

Namun, tak berhenti di situ. Tahun 1990-an dan 2007, Kelud kembali mengirimkan sinyal bahwa di rinya belum jinak. Dan akhirnya, pada 2014, letusan kembali mengguncang. Kali ini, abu mencapai beberapa kota besar, bahkan Bandara Juanda di Surabaya sempat lumpuh total.

Lubang Raksasa yang Dulu Berisi Danau

Sebelum letusan terakhir, Gunung Kelud punya danau kawah yang menjadi ikon. Air hijau toska itu tenang di permukaan, namun menyimpan panas membara di dasar. Warga dan wisatawan sering datang ke sini, menikmati pemandangan yang kontras antara keindahan dan ancaman.

Lihat Juga :  Bukan Cuma Wisata Fakta Mencekam Asal Usul Candi Prambanan

Setelah letusan 2014, danau itu menghilang, di gantikan oleh kubah lava baru. Seolah-olah Kelud mengganti wajah lamanya dengan topeng baru. Meski bentuknya berubah, aura misteriusnya tetap terasa. Bahkan, beberapa pendaki mengaku merinding saat tiba di tepi kawah yang kini lebih dalam dan kering.

Legenda Dewi Kilisuci dan Kutukan Abadi

Asal Usul Gunung Kelud Jejak Letusan dan Legenda Jawa!

Selain cerita tentang magma dan batu panas, Kelud juga di hiasi kisah legenda. Di balik gunung ini, tersimpan mitos tentang seorang putri cantik bernama Dewi Kilisuci dari Kerajaan Daha. Ia di kenal karena kecantikan sekaligus keteguhannya.

Konon, seorang raja siluman bernama Lembusura datang untuk melamar sang putri. Namun, Kilisuci menolaknya secara halus dengan satu syarat: jika Lembusura bisa membuat sumur dalam semalam, maka lamaran di terima.

Tanpa pikir panjang, Lembusura menyanggupi. Ia memanggil pasukan jin dan mulai menggali. Tapi, Kilisuci punya akal cerdik. Ia menggagalkan usaha itu dengan menebarkan daun-daun dan ayam jantan yang berkokok sebelum fajar. Lembusura merasa di khianati dan murka.

Sebagai balas dendam, Lembusura mengutuk daerah tersebut agar terus terkena bencana. Gunung Kelud pun di percaya sebagai perwujudan dari amarah Lembusura. Sampai sekarang, legenda ini tetap di ceritakan, seolah jadi cara masyarakat untuk memahami keganasan alam dengan cara yang lebih “manusiawi”.

Ritual dan Kepercayaan yang Tetap Hidup

Meski teknologi pemantauan sudah maju, masyarakat masih menjaga hubungan batin dengan Gunung Kelud. Setiap tahun, ritual Larung Sesaji di gelar. Warga membawa hasil bumi ke puncak sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan penenang bagi sang gunung.

Prosesi ini bukan sekadar simbolik. Banyak yang percaya bahwa selama hubungan antara manusia dan alam di jaga, Kelud tak akan mudah marah. Keyakinan ini di wariskan dari generasi ke generasi, bahkan oleh anak-anak yang belum tahu tentang magma sekalipun.

Lihat Juga :  Dari Legenda ke Ikon Asal Usul Patung Merlion Singapura!

Bahkan, saat letusan terjadi, sebagian warga justru merasa sudah “di beri tanda”. Alam memberi peringatan, dan manusia di ajak kembali tunduk, bukan melawan.

Kesimpulan: Di Antara Abu dan Dongeng

Gunung Kelud bukan hanya tumpukan tanah dan batu yang kadang memuntahkan api. Ia adalah saksi zaman, pemilik suara yang bisa menggetarkan tanah, sekaligus pengawal cerita-cerita rakyat yang tak lekang.

Jejaknya tak hanya tertulis di buku geologi, tapi juga di hati para penduduk Jawa Timur. Dari kisah Dewi Kilisuci hingga dentuman terakhirnya, Kelud seperti punya nyawa sendiri.

Setiap letusan adalah pengingat bahwa alam bukan sesuatu yang bisa di kendalikan. Tapi di sisi lain, legenda-legenda membuatnya terasa dekat—seakan ia tak cuma gunung, tapi bagian dari keluarga besar Jawa. Jadi, saat melihat Kelud dari kejauhan, jangan hanya lihat kabut atau asap. Lihat juga warisan kisah yang terus mengalir, dan rasa hormat yang tetap di jaga sampai hari ini.