phaus.org – Di Balik Candi Sewu Tersimpan Kisah Cinta dan Kutukan! Candi bukan sekadar tumpukan batu megah. Di balik kemegahan arsitektur, tersimpan kisah yang tak kalah menggugah. Candi Sewu, contohnya, bukan cuma jadi bukti kejayaan masa lalu, tapi juga menyimpan cerita cinta getir yang terus di bisikkan angin malam. Setiap ukiran dan reruntuhan membawa pesan dari zaman yang jauh, bahkan ketika langit Jawa di penuhi awan kelabu.

Awal Mula yang Tak Disangka

Candi Sewu berdiri tak jauh dari Prambanan. Banyak orang mengira keduanya saling terkait, padahal kisahnya justru lebih kelam. Dahulu, ada seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang yang membuat seorang raja muda, Bandung Bondowoso, jatuh hati. Namun, cinta itu tidak datang dengan mudah.

Karena tak ingin di peristri oleh pria yang telah membunuh ayahnya, Roro Jonggrang pun mengajukan syarat yang terdengar mustahil: membangun seribu candi dalam semalam. Bandung Bondowoso menyanggupi, di bantu pasukan makhluk tak kasat mata yang bekerja cepat tanpa lelah.

Kejadian Aneh Menjelang Subuh

Segalanya hampir selesai. Hanya tinggal satu candi lagi. Namun, Roro Jonggrang di am-di am menyuruh para gadis desa membakar jerami dan menumbuk lesung agar ayam berkokok. Fajar palsu tercipta. Para jin yang membantu langsung pergi. Bandung gagal menyelesaikan tugas.

Karena marah, ia mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu yang konon menjadi arca Durga di dalam Candi Prambanan. Sementara itu, bangunan yang hampir selesai itu di namai Candi Sewu, meskipun jumlah sebenarnya tidak mencapai seribu.

Aura Mistis Tak Pernah Pudar

Di Balik Candi Sewu Tersimpan Kisah Cinta dan Kutukan!

Walau zaman sudah berubah, aura mistis masih terasa kuat di area ini. Bahkan saat siang bolong, hawa di ngin kerap menyelimuti beberapa bagian candi. Banyak pengunjung yang merasakan getaran aneh, seakan di awasi dari balik celah batu. Namun anehnya, rasa takut bercampur takjub justru membuat orang ingin kembali.

Lihat Juga :  Sejarah Instrumen Musik: Dari Bunyi Purba ke Harmoni Modern

Tak sedikit pula yang mengaku melihat bayangan wanita berjubah putih berjalan perlahan di lorong candi. Apakah itu jelmaan Roro Jonggrang yang terus menyesali keputusan masa lalunya? Tak ada yang bisa memastikan. Tapi satu hal jelas, kisah ini tidak pernah lekang di telan waktu.

Candi Sewu dan Simbol Rasa Tertahan

Kalau di pikir lebih dalam, Candi Sewu seolah menggambarkan rasa yang tak selesai. Cinta yang tertahan, dendam yang mekar, serta harapan yang hancur sebelum waktunya. Bukan hanya soal kutukan, tapi tentang hati yang terpaksa memilih logika daripada rasa.

Justru di situlah letak kekuatannya. Cerita seperti ini tidak hanya membuat Candi Sewu jadi destinasi sejarah, tapi juga ruang untuk merenung. Tak heran, banyak orang datang bukan sekadar untuk foto, tapi juga menyatu dengan suasana yang tak bisa di jelaskan dengan kata biasa.

Antara Legenda dan Realita

Meski sejarah resmi menyebut Candi Sewu sebagai bagian dari kompleks Buddha Mahayana pada abad ke-8, masyarakat tetap lebih suka mengaitkannya dengan legenda. Hal ini membuktikan bahwa kisah cinta dan kutukan punya daya magis tersendiri yang tidak bisa di bantah logika.

Sebagian arkeolog mungkin akan membahas struktur dan peninggalannya secara ilmiah. Tapi warga sekitar dan pelancong justru lebih tertarik pada narasi lisan yang di wariskan turun-temurun. Dari sini, kekuatan budaya terlihat nyata bahwa rasa dan cerita bisa bertahan lebih lama daripada batu.

Kesimpulan: Batu yang Berbisik Tentang Rasa

Candi Sewu bukan sekadar warisan masa lalu. Ia adalah monumen rasa yang tertinggal. Dari kisah cinta yang tak sampai hingga kutukan yang terucap karena kecewa, semuanya melekat erat pada di nding batu dan lorong gelapnya. Bahkan ketika zaman terus berubah, cerita ini tetap bertahan, menyapa setiap jiwa yang berani datang dan merasakan sendiri auranya.

Lihat Juga :  Dari Legenda ke Ikon Asal Usul Patung Merlion Singapura!

Jika suatu saat kamu berkunjung ke sana, jangan cuma lihat bangunannya. Dengarkan bisikan angin, rasakan langkah kaki yang bergema di antara batu, dan mungkin kalau kamu cukup peka kisah cinta dan kutukan itu akan mengajakmu masuk ke masa lalu yang belum benar-benar pergi.